Skip to main content

Pengujian Lapangan


  • Pengujian Penetrasi Sondir (Sondering Test)

Tujuan : untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat dari tanah.
Perlawanan penetrasi konus : perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas.
Hambatan lekat : perlawanan geser tanah yang terjadi pada selimut/selubung bikonus dan dinyatakan dalam gaya per satuan panjang.

Ketentuan :
  • Luas konus 10 cm² dan sudut lancip kerucut 60⁰
  • Pembacaan per 20 cm
  • Kecepatan penetrasi max 1 cm/detik
  • Pembacaan berhenti jika mencapai 200 kg/cm² atau kedalaman 20 m


Dari hasil pembacaan sondir dapat diketahui jenis tanah tiap lapisan dengan menggunakan Grafik Robertson & Campanella seperti gambar berikut :
Keuntungan :

  • Baik untuk lapisan tanah lempung
  • Dapat menentukan lapisan tanah keras seketika
  • Dapat digunakan untuk menghitung daya dukung tanah berdasarkan rumus empiris
Kerugian :
  • Hasil pembacaan dapat diragukan jika pemasangan mesin sondir tidak vertikal
  • Hasil pembacaan dapat salah jika kepala bikonus atau konus tidak bekerja dengan baik
  • Kurang cocok digunakan untuk tanah berbutir kasar, terutama lapisan tanah yang mengandung kerikil dan batu


Pengujian Boring dan SPT
Tujuan :
  • Deskripsi tanah secara visual
  • Mengambil lapisan demi lapisan tanah
  • Mengambil sampel DS maupun US
  • Mengetahui muka air tanah
  • Mengetahui kekuatan tanah
Ketentuan :
  • Pengeboran dengan sistem putar
  • Diameter mata bor min 75 mm
  • Kecepatan penetrasi max 30 mm/detik
  • Casing diameter min 100 mm
  • SPT per 2 m atau 1,5 m
  • Tabung SPT dengan ukuran OD = 2 in, ID = 1 3/8 in dan L = 22 in
  • Berat palu SPT 63,5 kg dan tinggi jatuh 75 cm
  • Pembacaan SPT tiap 15 cm sebanyak 3 kali
  • Tabung US dengan ukuran OD = 3 in, ID 2 7/8 in dan L = 50 cm

Korelasi Nilai N-SPT dan qc
  1. Lanau, lanau berpasir dan sedikit kohesif, N = 2 qc
  2. Pasir bersih halus ke sedang, sedikit berlanau, N = 3,5 qc
  3. Pasir kasar sedikit berkerikil, N = 5 qc
  4. Kerikil atau sedikit berpasir, N = 6 qc
Pengujian Hand Auger
Tujuan :
  • Deskripsi tanah secara visual
  • Mengambil lapisan demi lapisan tanah
  • Mengambil sampel DS maupun US
  • Mengetahui muka air tanah
Catatan : Max kedalaman 5 m.

Pengujian CBR Lapangan dan DCP (Dynamic Cone Penetrometer)
Tujuan : kedua pengujian ini memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengetahui nilai cbr.

Alat CBR Lapangan

Alat DCP

Pengujian Sand Cone
Tujuan : untuk mengetahui kepadatan suatu lapisan tanah/perkerasan yang telah dipadatkan yang dinyatakan dengan nilai berat isi kering tanah.
Catatan : Pengujian hanya berlaku pada ukuran butiran tanah dan batuan tidak lebih dari 5 cm diameternya.

Comments

Popular posts from this blog

CPTu

Pengujian in-situ mulai banyak berkembang di Indonesia, salah satunya adalah pengujian CPTu. Pengujian ini mirip dengan pengujian Sondir mekanis, hanya saja pada pengujian CPTu sudah dilengkapi dengan instrumen elektrik. Sehingga kelebihan dari pengujian ini adalah dapat menginterpretasikan karakteristik tanah yang lebih mendekati kondisi real di dalam tanah. Tujuan dari pengujian ini adalah : Untuk mengidentifikasi profil lapisan tanah Untuk menginterpolasi kondisi tanah antar bor hole Untuk mengetahui engineering properties tanah dan mengetahui daya dukung dan penurunan Untuk mendapatkan nilai perlawanan konus dan gesekan selimut Untuk mengetahui permeabilitas di lapangan dan karakteristik konsolidasi Untuk mengetahui riwayat tekanan tanah dan OCR (rasio overkonsolidasi) tanah kohesif Untuk mengukur tekanan air pori Peralatan CPTu Berikut spesifikasi untuk perangkat CPTu : Produsen : Geomill Equipment B. V. Westbaan 240 - 2841 MC Moordrecht, Netherlands Prod

Mekanika Tanah

Pengertian Tanah Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik dan endapan-endapan yang relatif lepas ( loose ), yang terletak di atas batuan dasar (Hardiyatmo, 2016). Proses Pembentukan Tanah Pembentukan tanah dibagi menjadi 4 tahap, yaitu : Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan atmosfer dan hidrosfer. Hal ini lah yang memicu terjadinya pelapukan kimiawi. Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Selanjutnya, air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Kemudian batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Maka terjadilah pelapukan biologis. Pada tahap terakhir, terbentuklah tanah. Tekstur Tanah Tekstur tanah adalah tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, lanau dan lempung yang terkandung dalam tanah. Berikut Segitiga Fraksi Ukuran Butir T